Langsung ke konten utama

Cerpen Cinta | Menatap Dua Senja

Sebelumnya maap kalu cerpennya agak berantakan. Semoga masih bisa dipahami.

Menatap Dua Senja

Kalian tahu senja kan?? Kumpulan bait bait indah berwarna jingga yang melekat di permukaan langit barat saat menjelang malam tiba. Jika beruntung, kalian bisa menjumpainya setiap sore. Ingat, hanya setiap sore..

###

Dulu aku pikir aku laki laki paling beruntung di dunia karena aku dapat melihat senja kapanpun, bukan hanya saat sore tiba, namun saat mentari sejajar di atas kepala atau saat bintang memancarkan sinarnya aku dapat melihat senja dengan jelas dan bahkan menyentuhnya..

"Tit tit tit..."
Tiba tiba ponselku berdering, membuyarkan lamunanku. Segera kuangkat telpon yang sebenarnya sudah ketiga kalinya berdering, belum sempat kujawab ternyata panggilan sudah dimatikan. Kulihat pada status bar ada satu pesan masuk dari nomor yang sama, mungkin tadi dia sengaja miscall supaya aku membaca dan segera membalas pesannya, pikirku.

Pesan nasi kotak 2, tolong diantarkan kerumah saya dijalan mawar no. 2, no. Rumah 123 sebelum jam 7.30. Terima kasih.


Ya, bisa dibilang saya sedang menjalani bisnis usaha kecil kecilan di warung nasi kotak yang sebenarnya milik orang tuaku ini. Semenjak aku lulus sma, aku memutuskan menunda keinginan kuliahku dan memilih menjalani usaha ini. Tadinya kedua orang tuaku tidak setuju, namun berbagai alasan kulontarkan hingga sekarang aku ada di sini.

Pukul 07:10 WIB "nasi pesanan siap diantar...." Gumamku dengan semangat karena ini adalah pesanan pertama untuk hari ini.

Selain melayani pembelian secara langsung, kami juga membuka layanan sms dan telepon untuk pemesanan. Kalian bisa menghubungi nomor yang tertulis di depan warung jika ingin memesan, tapi ingat tidak melayani jarak yang terlalu jauh ya.

Jalan mawar no.2, karena cukup dekat, kuputuskan menggunakan sepeda, dengan ayunan sedang aku bergegas mengantarkan nasi tersebut ke alamat tadi.
Kurang dari 10 menit aku sudah sampai di depan rumah yang kumaksud. Aku terhenti sejenak seketika melihat dua orang gadis saling berhadapan, seperti sedang membicarakan sesuatu namun dengan bahasa tubuh (isyarat). Tanpa izin aku melangkah masuk melewati gerbang hingga aku tepat di hadapan mereka. Aku sempat bingung karena tak tau apa yang harus kukatakan, maksudnya tau apa yang harus kukatakan tapi tak tau bagaimana cara menyampaikannya.

Kuarahkan jari telunjuk kananku pada mereka kemudian mengarahkannya pada nasi yang kubawa . (apa kalian yang memesan ini?) tanyaku.

Salah satu menganggukkan kepalanya yang artinya benar, lalu menggerakan ibu jari dan jari telunjukknya bergesekkan, isyarat yang tak asing bagiku bahwa ia menanyakan harga. Dengan senyuman termanisku kubuka kedua telapak tanganku lebar lebar kemudian mengarahkan padanya yang artinya sepuluh ribu. Setelah menerima uang aku menundukan kepala sebagai ucapan terimakasih karena sudah memesan nasi dari kami dan langsung bergegas kembali ke warung untuk berjualan.

Warung kami buka sampai jam 11 siang saja, sedangkan jika ada yang memesan diluar jam tadi biasanya kami baru akan memasak lagi sebelum diantar.

Hari berganti malam, aku sempat teringat pada kejadian pagi tadi, salah satu wajah mereka tiba tiba menghiasi pikiranku. Segera kutepis bayangnya sebelum aku terlampau jauh memikirkannya dan segera tidur..

###

"Tit tit tit..."
Ponselku kembali berdering, 1 pesan masuk dari nomor yang kemarin. Gadis itu, ya aku masih ingat 3 angka terakhirnya dan isi pesannya pun sama, hanya saja bukan dua, tapi satu nasi kotak. Segera kusiapkan. Aku sengaja membawa buku dan pulpen agar aku bisa lebih mudah bicara dengannya. Ssst.. Aku ingin menayakan namanya..

Tampak gadis itu sedang duduk di beranda rumah menungguku, eh maksudnya nasi yang kubawa..

"ini pesananmu" tulisku pada selembar kertas halaman paling awal dan menyodorkan ke arahnya.

"berapa?" tulisnya sangat cepat.

"ahahah, ternyata seru jugak, seperti sedang chatting sama seseorang" umpatku.

"gratisss" tulisku dengan tiga hurus S untuk meyakinkan gadis itu bahwa aku tidak bercanda.

"gratis? Aku tidak mau, aku punya uang. Jadi berapa uang yang harus kubayar?"

"Ahahah, ekspresi wajahnya sangat lucu" umpatku lagi.

"maksudku kau tak perlu membayar dengan uang" tulisku pada lembar berikutnya karena buku itu memang kecil.

"lalu dengan apa?"

"siapa namamu?" tanyaku.

"Senja Pitaloka, panggil saja Senja" tulisnya agak besar, membuatku harus pindah lagi ke halaman berikutnya.

"ok, thanks, nasi kotak ini gratis untukmu. Selamat menikmati. " Hanya kutunjukan padanya tanpa memberikan buku itu agar dia tidak perlu membalas lagi.

Setelah mendapatkan namanya, aku segera kembali ke warung sebelum ada pembeli yang datang. Dan gadis itu, sepertinya dia juga sedang terburu buru, nasi yang dipesannya dimasukkan ke dalam tas, ia segera mengambil sepeda yang sudah ada di halaman rumahnya sejak tadi..

###

Seperti biasa, menjelang sore tiba aku bersepeda ke pantai yang tak jauh dari rumahku untuk menatap senja. Ya, aku suka sekali melakukan hal ini, ketenangan dan kedamaian akan mengurungku di sini.

"senja, eh.." gumamku.

Tiba tiba aku teringat dengan gadis tadi, Senja.

Oh iya, aku lupa memberitahu namaku, Muhammad Fajar Irawan, panggil saja fajar. Ya, mungkin karena namaku fajar yang membuatku suka menatap senja, karena tuhan menciptakan sesuatu berpasang pasang, pikirku senja adalah pasanganku. Hahah, bercanda, aku menyukai senja karena wujudnya yang indah dan mampu menghadirkan kedamaian.


Dan.. Entah bagaimana, yang jelas aku benar benar tidak mengenal gadis itu sebelumnya. Tapi harus kuakui dia memang cantik dan manis. Dan yang paling kusuka darinya adalah dia tegas namun tetap lucu. Sepertinya dia juga pekerja keras. Hanya saja dia tidak bisa mendengar dan bisu?

Deru angin yang semakin kencang membuyarkan lamunanku, senja yang indah perlahan mulai lenyap terbawa ombak yang kian membesar. Aku segera bergegas dari tempat itu dan pulang..

###

Bahasa tubuh. Ya, Sejak saat itu hampir setiap malam aku mempelajari bahasa aneh tersebut, niatnya agar aku bisa lebih mudah berkomunikasi dengan gadis bernama senja itu, namun sudah seminggu ini dia tidak pernah lagi memesan nasi kotak dariku, entah apa yang terjadi hingga aku memutuskan datang ke rumahnya. Awalnya aku berpikir dia sudah pindah karena rumahnya tampak sepi tak berpenghuni, tak lama kemudian seorang gadis mengendarai sepeda datang menghampiriku yang sedang berdiri depan gerbang, dan ternyata itu senja. Bermoadal belajar bahasa isyarat selama sepekan akhir ini, tanpa pikir panjang aku langsung mengajaknya ke pantai.

Angin berhembus pelan, sementara ombak masih terlalu kecil, belum cukup kuat dan tinggi untuk menenggelamkan senja yang berada di atasnya. Semburat orange itu masih nampak pekat memenuhi setiap sudut langit barat. Beralaskan milyaran pasir putih, kami duduk bersebelahan dengan jarak yang tidak cukup untuk dua orang disebut sedang berpacaran, kira kira satu meter lebih.


Kubentuk simbol "love" dengan jemariku dan mengarahkan padanya lalu pada langit barat itu. (apa kau suka senja?) tanyaku.

Ia menganggukkan kepalanya beberapa kali.

(kenapa kau menyukainya??) tanganku membentuk gerakan lain yang hampir sama.

(Aku menyukai senja karena senja adalah diriku. Kita takkan bisa mencintai orang lain dengan baik sebelum kita mencintai diri kita sendiri) Jawabnya dengan bahasa tubuh yang sulit kugambarkan. Namun itu membuatku sedikit lebih sadar. Selama ini aku kurang peduli dengan keadaanku sendiri. Aku fajar maka aku harus bisa mencintai diriku dahulu agar aku dapat mencintai senja dengan baik. Aku tersenyum kecil.

("Sudah seminggu ini kau tidak pernah memesan nasi kotakku, ada apa?") kubentuk gerakan lain yang agak aneh.

("Oh, maaf. Gajiku bulan ini hampir habis, tidak cukup untuk membeli nasi kotakmu yang mahal itu")

"hah, mahal?" aku membatin.

("Kenapa kau tak bilang padaku? Aku bisa memberimu gratis.")

("Tapi kan kau sudah tau namaku?") Jawabnya dengan raut wajah sedih.

"Hahah.." aku tertawa kecil. Benar, dia memang lucu.

Kami berdua terus bercakap, ya, tak ada kata yang terucap pada nada, tetap sunyi meski sebenarnya seru. Hanya deru angin serta gempuran ombak pada deretan karang yang kudengar, sesekali terdengar tawa tawa kecil di antara kami

Ya Tuhan, berada di dekatnya benar benar indah. Sama seperti senja di langit, ia cantik dan mempesona, tidak pula bersuara, namun mampu menghadirkan kedamaian dan kebahagiaan yang luar biasa. Hari ini adalah hari di mana aku dapat menatap dua senja sekaligus. Sekali lagi, aku sangat bahagia.

Sejak saat itu kami sering bertemu di pantai, duau atau tiga kali seminggu sekedar untuk menatap keindahan senja. Hingga tak terasa genap satu tahun aku mengenalnya, aku benar benar jatuh cinta padanya. Tak perduli lagi dengan cacat yang ia derita, bagiku ia sempurna dan aku bahagia setiap kali ada di dekatnya. Aku berniat mengajak gadis itu ke rumah, aku ingin memperkenalkannya secara langsung dengan kedua orang tuaku, namun aku sempat khawatir mereka tidak akan suka karena sebenarnya ia cacat. Ah. Tak ada cara lain. Kuberanikan diri berbicara pada kedua orangtuaku, kukatakan apa adanya dan.. aku tak percaya pada akhirnya mereka akan mengatakan "Ya".

"Ajaklah kemari nak, kami ingin melihatnya" Celetuk ayahku.

"Ya, ibuk juga penasaran, dia pasti cantik." sambung ibuk.

Aku hanya tersenyum. Mereka bilang akan menyiapkan beberapa tulisan agar lebih mudah berkomunikasi dengan senja.

###

Hari yang ditunggu tiba, setelah selesai berjualan aku langsung menjemput senja ke rumahnya, aku tidak mengatakan kalau aku akan mengajaknya menemui orang tuaku.

Dari luar jendela nampak ibuk dan bapak sudah duduk di hadapan meja, dengan sebuah buku berukuran sedang. Ia sempat menolak saat kuajak masuk ke dalam, namun aku berhasil meyakinkannya jika semuanya akan baik baik saja.

"Wah pak, dia cantik sekali.." ucap ibuk sambil mencubit tangan bapak.

"hahah, iya.. Cantik sekali buk.." balas bapak sambil mencubit balik tangan ibuk.

Aku dan senja sempat tertawa kecil melihat tingkah orang tuaku yang lucu, sepertinya mereka senang.

Sepersekian detik kemudian suasana berubah menjadi hening. Kami berempat duduk saling berhadapan. Kemudian mereka mulai membuka buku itu satu persatu..


"hai, kamu cantik, siapa namamu" lembar pertama.

"anak kami sering bercerita tentang kamu" lembar dua.

"katanya kamu pintar dan rajin?" lembar ketiga.!

"oh iya, anak kami masih jomblo" lembar keempat.

"dia juga tampan dan cocok denganmu" lembar kelima.

Sambil tertawa kecil mereka terus menggeser dari halaman satu ke halaman berikutnya.

Aku benar benar tidak habis berpikir kenapa mereka menulis seperti itu, aku hanya terdiam sambil tersenyum malu. Sesekali aku dan senja saling bertatapan dan tertawa karena melihat tulisan tulisan orang tuaku yang aneh, hingga sampai pada halaman terakhir, tiba tiba suasana kembali hening, bahkan pergerakan waktu dapat kudengar dengan jelas perdetiknya.

"Jadi apa kamu mau menikah dengannya?" halaman terakhir.

Sontak hal itu membuatku kaget.

"Aduh, ibuk bapak malu malu maluin aja.." kataku memecah keheningan. Mereka hanya tertawa kecil dan terus menatap ke arah senja, seolah sedang menantikan sebuah jawaban.

"Ya, aku mau.."

Tiba tiba suara yang begitu asing terdengar, dan kembali membuat suasana hening. Kami semua terdiam beberapa detik, dan aku, aku benar benar kaget dan tidak percaya.

"Hey, kenapa kamu nggak bilang kalau kamu bisa ngomong?" tanyaku kesal.

"kamu juga tidak bilang kalau kamu bisa ngomong" jawabnya sambil menjulurkan lidahnya ke arahku.

"kan aku jualan nasi, seharusnya kau tau" jelasku..

"memangnya jualan nasi harus bisa ngomong?" jawabnya dengan santai.

Ibuk dan bapak menatapku sambil menganggukkan kepala. Kemudian kami tertawa bersama..

###

Waktu terus berjalan, kini aku dan senja sudah tunangan. Janji untuk setia sehidup semati saling kami ikrarkan. Di sebuah sore yang indah, aku mengajaknya ke pantai untuk menatap senja. Saat itu senja benar benar menampakkan keindahannya yang luar biasa, jingganya membentuk aurora yang begitu lembut dipandang mata. Angin berhembus dengan pelannya, seolah ikut merasakan kedamaian yang ada. Di sisi lain mentari rela menahan beratnya hari, demi senja yang lebih lama.

"Hey, sepertinya senja kali ini dan seterusnya tidak akan sehening senja senja sebelumnya.." kataku memulai percakapan.

"ya, sepertinya.." jawabnya sambil tersenyum tipis ke arahku.

"Tapi bagaimana kau mengerti bahasa tubuh, selama ini kita menggunakannya, dan ternyata kau bisa bicara?"

"Aku mempelajarinya untuk kakakku, perempuan yang kau lihat bersamaku waktu kamu mengantar nasi, dia tidak bisa berbicara setelah kecelakaan yang menimpanya." jelasnya dengan nada memelas..

"Aku turut sedih mendengarnya. Semoga kakakmu terus diberi kekuatan.."

"Tapi senja tetaplah senja, ia mampu membawa kedamaian dan pada dirimu, kutemukan bahagia" aku mencoba menggoda dan menghiburnya.

"Kau tau, aku merasa sepertinya kaulah alasan aku diciptakan.." ucapnya dengan nada pelan.

"senja tak akan pernah ada tanpa fajar, karena fajar satu satunya jalan menuju senja" terusnya..

"Kau juga harus tau fajar, Ia takkan pernah ada tanpa senja, karena senja satu satunya jalan mentari mengulang fajar berikutnya." balasku sambil menatapnya dalam.

Tiba tiba air mata membasahi kedua pipinya, bersamaan dengan ombak yang perlahan mulai menenggelamkan keindahan senja, sementara kegelapan mulai merambat menguasai seluruh penjuru atap bumi pertiwi.

Aku tidak menyangka kami bisa saling jatuh cinta, menjalaninya dalam diam tanpa suara. satu tahun tidaklah cepat, meski nyatanya kurasakan satu tahun bersamanya terasa lebih cepat. Ya, mungkin itu bukti kekuatan cinta yang luar biasa, ia mampu memahami segala bahasa, bahkan ketika diam dan tidak ada kata yang bisa terucap, cinta mampu memahaminya dengan baik.

Keesokan harinya seperti biasa aku bermaksud mengantarkan nasi kotak ke toko bunga tempat senja bekerja. Namun kali ini ada bebera pembeli yang saat itu harus kulayani sehingga membuatku sedikit terlambat.

Sekitar pukul 08:15WIB aku sampai di toko tersebut.

"Permisi mbak."

"Ya, ada yang bisa saya bantu mas?" jawab seorang penjaga toko.

"Maaf, saya mencari senja? Di mana ya mbak?"

"oh, mbak senja baru saja keluar membeli nasi untuk sarapan" jawab si penjaga sambil mengarahkan jari telunjuknya keluar toko.

"oh begitu ya mbak, terima kasih."

Benar dugaanku. Senja pasti keluar untuk membeli makanan sendiri karena aku telat.

Dari depan toko kuedarkan pandangan ke sekeliling dan benar, dari kejauhan nampak senja baru saja membeli makanan di seberang jalan raya dan hendak menyeberang untuk kembali ke toko.

Sesaat setelah melangkahkan kakinya, tiba tiba...

"Braakkk..!"
sebuah truk datang dari arah kanannya dan menghempas seluruh tubuhnya. Aku yang saat itu berada cukup jauh darinya tidak sanggup berbuat apa apa.. Ya tuhan kenapa ini terjadi? Tiba tiba langit menjadi gelap dan menitihkan hujan seolah alam tau apa yang sedang menimpa senja saat ini. Aku segera berlari ke arah jasadnya menerobos beberapa orang yang sudah lebih dulu mengerumuninya.Pukul 17:00WIB..

Seusai pemakaman aku memutuskan pergi ke pantai, berharap aku akan mendapati senjaku kembali. Kutatap setiap sudut langit barat, kupastikan tak ada yang terlewat. Namun mendung sejak hujan pagi tadi belum juga memudar, sama seperti kesedihan yang sedang kurasakan. Aku benar benar tak menyangka semua akan belalu begitu cepat. Kutatap kembali langit, tak ada senja kudapati kali ini, hanya awan kelam penuh kesedihan serta deretan ombak yang saling berkejaran.

Sekarang aku sadar, Tuhan memang menciptakan sesuatu secara berpasang pasang, namun sesuatu yang berpasangan itu bukan berarti bisa bersama, seperti siang dan malam yang tak akan bisa menyatu, demikian pula fajar dan senja, satu pasangan yang saling berbeda, berbeda tempat juga waktu, sesuatu yang tidak bisa disatukan, sesuatu yang takkan pernah muncul bersamaan.



TAMAT


Note : Cerpen ini terinspirasi dari sebuah film berjudul "Hear Me" (judul agak lupa)

Tags : Cerpen cinta, cerpen cinta sedih, cerpen remaja, cerpen perpisahan

Komentar

  1. Cerpen Cinta | Menatap Dua Senja

    http://kebontengah.heck.in/cerpen-cinta-menatap-dua-senja.xhtml

    BalasHapus
  2. Kunjungan malam, jangan lupa kunjungi juga blogku

    BalasHapus
  3. suka sama cerpennya
    lengkap banget perasaan yang hadir di cerpen ini
    selamat buat cerpen nya
    salam

    BalasHapus
  4. ID Movies Download Film Full Movie6 Juni 2016 pukul 02.45

    seru juga gan ceritanya

    BalasHapus
  5. :D pinter banget nulis alurnyeee

    BalasHapus
  6. Menatap 2 senja,matahari saat terbit dan saat tenggelam:)

    BalasHapus
  7. Cerpennya bagus teman :-)

    salam kenal :-)

    BalasHapus
  8. *banting kompor
    Kenapa sad ending?
    Tapi tak apalah, ceritanya bagus binggo.

    Hay, namaku petang. Bercanda.

    BalasHapus
  9. Huhh... Ending nya... Lucu juga saat mengetahui kalau Senja bisa ngomong.

    BalasHapus
  10. Wkwk, terimakasih kunjungan dan komentar komentarnya :-)

    BalasHapus
  11. Alurnya agak kecepetan. Tapi ada bagian ceritanya yang menarik, dibagian pas Senja ketemu orangtua Fajar. Tulisan kamu lumayan bagus, mudah dipahami, meski dalam penulisannya masih ada beberapa hal yg harus diperbaiki. Contohnya dalam penulisan nama yg harus menggunakan huruf kapital di awal penulisannya. But, its nice story. Walaupun sad ending ya. Agak nggk terima sih. Kan kece tuh kalo Fajar beneran bejodoh dengan Senja. Nanti anaknya bisa dikasih nama Mentari atau Matahari, Jingga juga bisa :grin: salam kenal, ya, and keep writing :)

    BalasHapus
  12. masih di cerpen cinta menatap dua senja
    okelah tak mengapa
    selamat menunaikan shalat taraweh ya

    BalasHapus
  13. Ceritanya enak dibaca tapi sayang endingnya sedih banget. Penulisnya kejam banget. Jangan dibikin meninggal dong. Cukup gak bs jalan atau apa. Jadi yg tadinya dikira cacat bicara akhirnya malah cacat beneran tp cacat gak bs jalan.

    Wah, maaf komentarnya banyak tuntutan nih.

    BalasHapus
  14. Ciee yang jodohnya sama senja hehe so sweet banget ih ke pantai berdua jadi ngenes nih mblo :grin:

    BalasHapus
  15. Cerita yang sangat menarik, cerita ini inspirasi dari film Korea bukan ? Benar Fajar dan Senja dua waktu yang selalu hadir tiap hari namun tak pernah bisa bersama. Sebuah perumpamaan yang cantik. Mereka tidak berjodoh hik..hik..hik.. :cry:
    anyway ceritanya, ada hal lucu dan mengejutkan. I like it :)

    BalasHapus
  16. Fajar & senja, diciptakan sepasang tp tak pernah dipertemukan! Jd merenung.

    BalasHapus
  17. Oh ya,apa ada cerpen yang difilmkan?

    BalasHapus
  18. @aRea, Wkwk, salah ya : D
    @SheZie, film cina bukan korea :-)
    @Odd, kurang tau : D

    BalasHapus
  19. @XXIB, terimakasih masukannya : )

    BalasHapus
  20. Fajar & senja, diciptakan sepasang tp tak pernah
    dipertemukan dalem bang :(

    BalasHapus
  21. Faranggi Eva Lutvika20 Juni 2016 pukul 15.12

    Aku suka sama endingnya. Jujur aku penggermar sad ending. Lebih ngena gitu dibanding bikin happy ending yang tra lala tri lili. Apalagi ketika bagian akhirnya dikemas sedemikian larut membuat pembaca seolah mengalami hal tersebut dan jatuh sedih. Intinya adalah, endingnya ngena. Good job :) keep writing.

    BalasHapus
  22. Ceritanya menarik sekali. Tapi kenapa serasa dipenggal ya? Mungkin endingnya yg unhappy tak jadi masalah, cuman penuturan di endingnya yg kurang greget, 'serasa dipenggal' ceritanya.

    #SalamPena

    BalasHapus
  23. sekarang aku ngerti, kenapa menatap 2 senja :)

    tapi koq, serasa ada yang terpotong alurnya?

    BalasHapus
  24. Kalau saya menatap 2 takdir diantara kehidupan dan kematian

    BalasHapus
  25. Yaa walau berpasang2 tak slamanya akan mnemukan pasangan

    Bahkan saat ajal menjemput.

    Hiks kok sad ending

    BalasHapus
  26. Aku juga suka ketika senja datang hemp tapi kadang aku takut melihat kegelapan :cry:

    BalasHapus
  27. Sangat jarang saya tersenyum jika membaca cerpen dan sekrng saya tersnyum membaca cerpen agan mantap gan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Lagu - Syiir Tanpo Waton (GUSDUR)

Assalamu'alaikum wr. wb.. Berhubung saya termasuk pecinta lagu sholawat, kali ini saya ingin berbagi lirik lagu Syiir tanpo Waton.. Yups, sholawat ini dinyanyikan oleh almarhum Gusdur. Sholawat ini sempat populer dalam beberapa waktu yang lalu, bahkan saya sendiri sering menyanyikannya sob, baik ketika Marhabanan, Rotiban, maupun disekolah pas ada jam kosong.. Lagu ini mengandung pesan-pesan moral yang perlu kita ketahui.. Sudah pada taukan? Yang belum tau, disimak sob ! Syiir tanpo Waton Ngawiti ingsun, nglaras syiiran.. Kelawan muji maring Pengeran.. Kang paring rohmat lan kenikmatan.. Rino wengine tanpo pitungan..2x Duh bolo konco, priyo wanito.. Ojo mung ngaji syareat bloko.. Gur pinter ndongeng nulis lan moco.. Tembe mburine bakal sengsoro..2x Akeh kang apal, Qur'an Haditse.. Seneng ngafirke marang liyane.. Kafire dewe dak digatekke.. Yen isih kotor ati akale..2x Gampang kabujuk, nafsu angkoro.. Ing pepaese gebyare ndunyo.. Iri lan meri sugihe tonggo.. Mulo atine peteng la

Cara Unlocking SE (Sony Ericsson) with XS++

Assalamu'alaikum wr. wb.. apa kabar teman? semoga baik saja.. :-) kali ini syahril's Mobile Blog ingin berbagi sedikit ilmu modding hp SE. ya.. meskipun sudah banyak yang tau. karena tutorial ini memang sudah terpublikasi sejak dulu. tapi tak apalah, buat belajar nulis artikel. siapa tau masih ada belum ngerti. langsung saja Cara unlocking SE (Sony Ericsson) with XS++ Tutorial ini khusus untuk handphone SE dengan cid52 kebawah karena masih menggunakan XS++. cid hp SE sobat dapat diketahui setelah sobat berhasil menghubungkan hp SE sobat ke XS++. dan untuk mengetahui berapa db20xx hp SE sobat, caranya tekan tombol kanan -> bintang -> kiri2x -> bintang -> kiri -> bintang pilih software info. sekarang cara mengUnlock hp SE sobat. pertama download dulu aplikasinya XS++ 3.2.rar ekstrack file tersebut menjadi XS++ 3.2.exe dan install di pc sobat. jangan lupa juga install usb flash drivernya. USB flash driver.zip setelah kedua aplikasi tersebut terinstall, siapkan kab

Cinta Yang Tulus Itu Seperti Apa?

Assalamu'alaikum Warahmatullahita'ala Wabarakatuh.. Hai sahabat, lama tak jumpa,, apa kabarnya? Semoga senantiasa baik disana. Ammin.. :-) Hm,, Blognya sepi seperti tiada arti.. Hahah, maklum saya bentar lagi mau menghadapi UN, jadi untuk sementara waktu, rumah ini tak tinggal. Toh liat, udah pada berdebu, banyak sarang laba2nya jugak, belum tak bersihin. Haha.. :mrgreen: so, maaf untuk ketidaknyamanannya.. :mrgreen: Sahabat, seperti apa yang sedang saya rasakan, pada kesempatan kali ini saya ingin menuangkan uneg2 saya tentang Cinta.. cie...cie......ehem!!! Kayaknya ada yang lagi falling in love nih.. :mrgreen: Haha, soal Cinta, iya soal Cinta... :-) Cinta Yang Tulus Sahabat, pernahkah terlintas pertanyaan seperti.., "Sudahkah aku mencintai dia dengan tulus?" pernah? By the way, Seperti apa sih cinta yang tulus itu? Terkadang, ada wanita yang menerima cinta dari seorang pria karena merasa kasihan, kasihan dengan si pria yang udah berjuang mati-matian demi mendapatkan